16 Wayang yang belum diwarnai disebut. Jawaban: putihan 17. Bentuk tatah kuku sebagai alat untuk menciptakan wayang kulit, yaitu. Jawaban: menyerupai kutu 18. Tangan pada kerajinan wayang berpola. Jawaban: lurus 19. Evaluasi hasil perjuangan atau bisnis merupakan tahap yang sangat penting di dalam. Jawaban: administrasi usaha 20. a. Teknik Dasar Tatah Sungging Wayang Teknik tatah sungging wayang melalui banyak tahapan antara lain 1 Mentah Mentah adalah proses pelubangan kulit/mengukir kulit menggunakan mata tatah dengan motif tertentu. Didalam pembuatan wayang kulit lazim disebut natah. Sebelum melakukan proses penatahan maka kita harus mengenal proses pengolah kulit terlebih dahulu menjadi kulit wayang atau sering disebut lulang Marwoto W, 1985 13. 2 Pengolahan Kulit Kulit adalah bagian tubuh yang berguna untuk melindungi diri dari pengaruh luar. Kemampuan melindungi diri dengan kulit ini berbeda hewan satu dengan lainnya. Perbedaan ini masih tampak pada kulit hewan setelah dilepas dari tubuh hewan yang telah disembelih Djojowidagdo S, 1985 6 Pengolahan kulit memerlukan alat dan bahan antara lain kulit sapi/kerbau/kambing, pethel, pisau raut, Tali tampar, plangkan penthangan, ember perendam, setelah proses penyembelihan dan pengambilan kulit hewan maka kulit kemudian diolah untuk menjadi bahan yang lazim disebut lulang. Pengeringan kulit tersebut dengan cara dibersihkan dari gajih dan daging, kemudian dipenthang, dibersihkan bagian kulit dalam, dibiarkan kering selama 24 jam, dilepaskan dari penthangan, direndam air, selama 12 jam kemudian dipenthang lagi, dilakukan pembersihan daging dan kotoran lain yang melekat di dibiarkan kering selama 24 jam, kemudian dilepas, direndam dengan air garam selama 12 jam, kemudian dipenthang lagi selama 24 jam, dibersihkan bulu-bulunya dikerok dan dibiarkan kering, sambil terus ditarik. Dengan tali tampar penthangan agar mengembang dan menipis. Sampai benar-benar kering dan bersih dari bulu dan kotoran lainya. Setelah cukup kering, dan bersih kulit kemudian diambil dari pethangan dan telah selesai menjadi lulang, siap untuk dibuat sebagai bahan utama pembuatan wayang kulit. 3 Teknik Memahat Wayang Kulit Memahat wayang kulit melalui 7 tahap yaitu a Cara memegang pandukkan Panduk sering juga disebut pandukkan, merupakan alat dalam memahat wayang yang fungsinya sebagaialas atau landasan dalam memahat. Panduk dibuat dari batang kayu sawo yang dipotong secara melintang. Ketebalan panduk tergantung pada selera dan kebutuhan. Permukaan potongan tersebut dihaluskan. Batang yang masih mengandung getah tentu saja belum dapat digunakan. Kayu sawo yang dipilih sebagai panduk karena seratnya yang boleh dikatakan halus sehingga tidak mudah merusak pahat. b Tahap Nggebing adalah proses pembuatan pola global wayang pada lulang, direndam selama 12 jam, digebing diatas papan gebingan dengan dipaku bagian tepi sambil ditarik kencang tetapi tidak sobek, untuk menghasilkan kulit yang rata, dikeringkan selama 12 jam. Apabila sudah kering lulang diambil dari gebingan dan diratakan kembali menggunakan pasah. c Selanjutnya adalah Tahap pembuatan pola detail atau sering disebut Nyoreki. Ada 2 macam cara yang bisa digunakan yaitu system ngeblak menempel wayang yang sudah jadi kemudian mecorek dengan paku corekan dan system nggambar menggunakan kertas kalkir. Setelah proses corekan selesai akan tampak pola jadi. d Tahap selanjutnya adalah Ngapangi yaitu proses penatahan tokoh wayang pada pinggir pola melepas bagian luar wayang Kulit. e Dilanjutkan dengan proses menatah isen mecahi wayang kulit ; dengan cara menatah motif bagian dalam wayang kulit yang memiliki pola-pola mata tatah besar, dilanjutkan pada pola yang kecil lazim disebut Nggempuri dan yang lebih rumit lagi yaitu Mipili. Dengan diawali bagian yang menumpang/menutup ke bagian yang ditumpangi/ditutup dari luar ke dalam. f Setelah selesai kemudian menatah bagian wajah lazim disebut Mbedahi. Bagian ini sangat sulit dilakukan terutama untuk wayang alusan yang memiliki wanda khas. g Tahap paling akhir dari proses natah adalah Mlimpingi, yaitu menumpulkan bagian pinggir wayang agar tidak tajam dan ngamplas untuk memperhalus wayang. Dan setelah selesai maka bisa dibesut sebagai wayang putihan belum diwarnai Suyadi, 2010 18. b. Pengertian Sunggingan atau Menyungging Wayang Kulit Sunggingan, kata dasar sungging, dan merupakan kata benda, sungging artinya lukisan perhiasan berwarna dengan cat, sedangkan juru sungging artinya pelukis seni sungging artinya seni membuat gambar perhiasan. Proses pengerjaanya sehingga menghasilkan lukisan atau perhiasan dengan cat disebut menyungging. Dalam kaitanya dengan wayang, yang dimaskdu dengan sunggingan ialah hasil dari menyungging, sedangkan kata sunggingan merupakan kata pasif kata menyungging Poerwadaminta, 1976 796. Nyungging, adalah proses pewarnaan wayang kulit yang menggunakan teknik grdasi. Ada 2 jenis yaitu sunggingan wayang lazimnya dan sunggingan wayang bathik. Perbedaanya pada teknis dan penggunaan warna serta coraknya. Jika pada sunggingan wayang menggunakan tehnik pakem wayang, banyak warna jika bathik tergantung pada kreativitas pemulas. Biasanya terdiri dari 2 macam warna dominan. Warna inti/primer terdiri dari 6 yaitu 1 Prada emas/brom 2 Merah 3 Kuning 4 Hitam 5 Putih 6 Biru Untuk menghasilkan warna sekunder dengan menkombinasikan warna inti yaitu 1 Hijau Biru dicampur kuning 2 Jingga Kuning dicampur merah 3 Ungu Merah dicampur Biru 4 Cokelat Kuning dicampur hitam 5 Wana muda warna inti diampur warna putih kecuali emas. c. Teknik Dasar Mewarnai atau Menyungging Teknik dasar mewarnai dalam membuat wayang ada 7 tahap yaitu 1 Mutihi atau Ndasari proses pendasaran wayang dengan warna putih yang diperoleh dari campuran lem rakol, air dan cat tembok berkualitas 2 Mulas atau Nyungging Proses pewarnaan dengan mengutamakan warna dominan terlebih dahulu sesuai motif dan corak tatahan dengan system gradasi dari warna muda ke warna tua pada bagian perabot pakaian, 3 Ngawak-awaki lazzim menggunakan prada emas/brom adalah proses pemberian warna awak-awakan biasanya bewarna emas. Jika menggunakan prada emas ada tehnik tersendiri yaitu, pulaskan lem khusus warna kuning pada prada tips rata, kemudian lembaran kertas prada emas dibagian belakang diolesi air, kemudian ditempelkan secara merata. 4 Nrenjemi Proses pemberian isen dengan warna hitam/tua berupa titik-titik kecil 5 Nyawi Proses pemberian isen dengan warna hitam/tua berupa 6 Waler Proses pembedaan wujud benda yang saling terikat menggunakan titik/garis atau batik 7 Ngedus atau Mbabar Proses pelapisan akhir setelah pulasan benar-benar kering dengan menggunakan campuran air dan lem rakol bening yang sudah dimasak sampai mendidih, setelah dingin diusapkan tipis dan merata untuk pengawetan dan tahan hama Joko Krisnanto, 2009 3. Berkaitan dengan hal tersebut bahwa tatah sungging wayang adalah proses pembuatan wayang melalui proses pelubangan kulit/mengukir kulit menggunakan mata tatah dengan motif tertentu, dan setelah menjadikulit wayang disebut lulang maka proses selanjutnya adalah menyungging dengan memberikan warna pada wayang tersebut. 3. Pedalangan a. Pengertian Dalang Kata Dalang menurut kereta bahasa bahasa Jawa yang dapat diartikan ngudal piwulang atau menguraikan ajaran serta permasalahanya. Dalang juga disebut sebagai sutradara dalam teater adalah seorang seniman yang memainkan wayang bertugas menjalankan tokoh dan cerita, ngudal piwulang, memberikan hiburan dan ajaran. Menggunakan busana kejawen jangkep yangharus mampu menguasai teknik dasar, antara lain tentang lakon wayang, sarasilah tokoh wayang, kawruh bahasa Jawa, titi laras atau tembang pelog, slendro, macapat, gendhing, dhodhogan, keprakan, sabet, catur, dan sulukan Kristian Apriyanta, 2005 79. Sabetan gerak wayang adalah cara-cara memainkan boneka wayang, yang terdiri dari 1 Tanceban cara menancapkan wayang pada debog yang harus memperhatikan kedudukan karena debog terdiri dari 2 tingkat. 2 Bedholan cara mencabut wayang. 3 Solah langkah cara memainkan wayang sesuai karakter wayang. 4 Perang cara berperang yang juga memiliki aturan jika tokoh lebih muda dan derajat lebih rendah tidak boleh memegang atau mengenai kepala, jika menggunakan mahkota. 5 Jogetan cara menggerakkan bagian tubuh wayang sesuai dengan iringan biasanya digunakan untuk lelakon pada punakawan atau limbukian. Dalam seni pedalangan suluk itu menempati kedudukan yang penting sebab merupakan isyarat dalang kepada penonton, untuk meberitahukan suasana atau keadaan tenntang adegan yang akan digelar. Pagelaran wayang kulit itu dilakukan di depan layar putih yang menggambarkan jagat raya. Oleh karena pada layar tidak adasarana lainnya yang dapat dipakai untuk menggambarkansuasana suatu adegan. Maka sejak awal dam setiap pergantian adegan, dalang memberi isyarat atau keterangan tentang keadaan serta adegan yang hendak digelar. Sedangkan cara memberikan isyarat tersebut dengan melagukan, itulah yang dinamakan suluk. Dalam ilmu pedalangan, suluk dibagi tiga bagian besar yaitu 1 Pathetan digunakan untuk membangun suasana tentram, agung, wibawa sedang instrumen yang mengiringi rebab, gambang, dan suling. 2 Ada-ada digunakan untuk membangun suasana penuh semngat dan diserta suasana gedhog dan keprak. 3 Sendhon digunakan untuk membangun suasana sedih, rasa kasihan dan kasmaran. Dengan cara demikian dalang dapat menarik perhatian para penonton, sehingga penonton dapat ikut serta merasakan suasana pergelaran yang sedang berlangsung. Kecuali suluk, dalang juga harus pandai dalam menceritakan segala sesuatunya dalam pergelaran dengan suara jelas dan dapat memisah-misahkan setiap suara tokoh, ksatria yang wibawa, dan dengan suara yang berfariasi, berganti-ganti, lantang, lebut, tegas, disertai dengan pengucapan yang terdengar jelas. Isi bicaranya penuh dengan ajaran, falsafah hidup, berbagai kejidupan hidup. Juga harus dapat melawak, menguasai berbagai tembang, termasuk tembang dolanan, agar dapat yang termasuk catur adalah 1 Janturan adalah cara dalang untuk memberitahukan kepada penonton, menjelaskan dengan singkat adegan yang sedang digelar, keadaan keindahan suatu negara, tempat para putri, pertapaan. Serta siapa saja yang berada di tempat tersebut, termasuk gambaran sifat, watak tokoh yang bersangkutan. 2 Pocapan adalah suatu cara bagaimana dalang ketika hendak menceritakan atau mengetengahkan kelanjutan adegan cerita. Pocapan ini diucapkan tanpa diiringi bunyi gamelan. Dengan pocapan oleh dalang, penonton dapat mengetahui semua yang terjadi yang terkait dengan ceritanya. Ginem yaitu cara dalang mengetengahkan pembicaraan wayang, demikian juga percakapan antara tokoh atau figur wayang yang kadang-kadang lebih dari seorang. Dengan demikian dalang harus bisa memisahkan suara, antara laki-laki dan wanita dan juga suara yang dapat menunjukkan perwatakannya, lemah lembut, atau pemarah, banyak bicara. Semakin pandai dalang dalam olah suara, memisah-misahkan suara, serta terampil dalam membawakan pembicaraan sebenarnya, pergelaran akan semakin hidup. Dalang juga harus menguasai masalah gendhing. Seperti sudah diketahui bahwa jalanya pagelaran diringi sura gamelan yang dibunyikan menurut gendhing yang sesuai. Kesemuanya itu dalang yang akan memberi tanda-tanda, pilihan gendhing manakah yang akan dibunyikan, disertai isyarat tentang keras lemah menabuhnya. Demikian pula pemberian isyarat bila akan menghentikan bunyi gamelan. Sebagaimana diutarakan di atas, meberi aba-aba dengan menggunakan isyarat, dengan buni gedhog atau keprak, atau juga kata-kata sandi sambil mengakhiri pembicaraan yang diutarakan. Dengan diiringi bunyi gamelan yang kadang-kadang keras bersemangat, kadang-kadang punuh wibawa, menjadikan pergelaran semakin terasa hidup. Demikianlah pengertian tentang gendhing. Ternyata dalang juga harus menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan sebagai modal mendalang. Selain itu masih ada syarat yang harus dimiliki yaitu kekuatan. Seperti diketahui bahwa pergelaran wayang kulit itu dilangsungkan semalam suntuk. Dalam waktu yang cukup lama itu, dalang juga harus menjaga kekuatan badanya, dalam duduk bersila, suaranya tetap nyaring dan tidak parau. Demikian juga dalam memainkan boneka wayangnya, harus tetap bersemangat. Hal ini tidak mudah, harus disertai latihan agar badan tetap sehat dan segar. Ada diantara dalang yang mengusahakan dengan cara prihatin, sehingga memperoleh pengalaman batin atau ilmu. Dengan demikian ternyata dalang itu pantas dianggap orang yang lebih dari yang lain, termasuk dalam ngudal piwulang, menguraikan ajaran KRMH. H. Warsitodipuro, 2006 444. 4. Karawitan a. Pengertian Karawitan Karawitan berasal dari kata rawit, yang mendapatkan awalanka dan akhiran an. Rawit berarti halus, lembut. Secara epitimologis, istilah karawitan juga ada yang berpendapat berasal dari kata rawita yang mendapatkan yang mendapatkan awalan, ka dan akhiran an. Rawita adalah sesuatu yang mengandung rawit. Rawit berarti halus, kata rawit merupakan kata sifat yang mempunyai arti bagian kecil, potongan kecil, renik, rinci, halus, atau indah. Penambahan awalan ke atau ka dan akhiran an pada kata dasar rawitmengubah bentuk kata dasar menjadi kerawitan atau karawitan, yang merupakan kata benda. Adapun istilah karawitan berasal dari penyingkatan bunyi pengucapan sku kata karadalam karawitan menjadi kra. Agak dekat dengan kara rawit, juga dikenal kata lain yang setara artinya, misalnya kata ruwit, hangruwit, angruwit, hangrawit, angrawit, ngrawit, hangruwet, angruwet, ngruwet, ruwet, rumet, atau rumit. Semua kata mengacu pada pengertian yang sama, yaitu kecil, rinci, bagian, atau bagian-bagian kecil, rinci, rincian, bagian, atau bagian-bagian yang sangat kecil ukurannya. Istilah kawaitan sering juga diartikan sebagai kehalusan atau keindahan. Selain itu, secara umum ada juga yang mengartikan sebagi musik tradisional Indonesia. Karawitan juga mempunyai dua arti yaitu arti umum dan khusus. Dalam arti umum, berarti musik Jawa tradisional, dalam arti khusus adalah seni suara vokal, yang dikemas dengan instrumentalia yang berlaras slendrodan pelog. Secara khusus, istilah karawitan lebih mengacu pada pengertian seni suara yang menggunakan gamelan laras slendro dan laras pelog. Pengertian inipun sesungguhnya masih sangat kasar, karena pada kenyataanya, di dalam karawitan terdapat medium suara manusia atau karawitan vokal, suara instrumen gamelan atau karawitan instrumental, dan gabungan keduanya atau karawitan vokal instrumental. Dalam pengertian umum dan khusus, lalu muncul berbagai istilah yang disebut gendhing sekar dan sekar gendhing. Gendhing sekar, adalah alunan suara dalam karawitan yang dibarengi sekar atau tembang. Sedangkan sekar gendhing, berupa tembang yang diiringi gamelan. Jadi karawitan adalahsebuah garapan manis antara vokal dan gamelan sehingga membentuk alunan suara yang indah dan nikmat Suwardi Endraswara, 2006 24. Secara fungsional, karawitan banyak dipergunakan dalam berbagai keperluan seni pertunjukkan tradisional Jawa . Masing-masing mempunyai ciri penyajian yang khas. Karawitan dapat berdiri sendiri dalam sajianya, serta dapat disajikan sebagai iringan seni yang lain. Berdasarkan fungsinya, karwitan dibagi menjadi empat, yaitu 1. Karawitan sebagai iringan lagu atau dolanan rakyat, 2. Karawitan sebagai seni pertunjukkan yang dibagi lagi menjadi a. Karawitan iringan pedalangan, adalah jenis karawitan yang bisa dipergunakan untuk mengiringi pegelaran wayang, dengan acuan pathet telah tertentu, meskipun wayang model sekarang telah berubah-rubah memilih iringan, b. Karawitan iringan tari, baik tari klasik maupun tari kresasi baru, dengan sajian gendhing yang bermacam-macam, lebih lincah, ada juga yang anggun, pelan, tergantung tariannya, c. Karawitan iringan teater tradisional, 3. Karawitan untuk pagelaran mandiri atau unyon-unyon, dan 4. Karawitan untuk upacara, biasanya memanfaatkan gendhing skralatau agung, seperti gamelan sekaten, carabalen, dan monggang Suwardi Endraswara, 2006 25. Karawitan juga dapat diartikan sebagai suatu keahlian, keterampilan, kemampuan, atau seni memainkan, menggarap, atau mengolah suatu gendhing, sehingga menjadi bagian-bahian kecil yang bersifat renik, rinci, dan halus. Secara keseluruhan bagian-nagian kecil tersebut membentuk suatu susunan, komposisi, dan kumpulan berbagai nada, warna suara, dan suara manusia yang bersifat indah, berirama, seimbang, dinamis, serasi, serta memberikan kesan,citra dan suasana tertentu. Komposisis tersebut menggunakan suatu bentuk sistem, dan teknik tertentu, berlandaskan suatu kreativitas, rasa indah, kehalusan rasa, selera, penghayatan, dan kemampuan teknis memainkan alat musik tradisional Jawa , baik yang digunakan secara individual maupun kelompok Bram Palgunadi, 2002 7. 5. Tari a. Pengertian Tari Kesenian adalah bagian dari kebudayaan, seni tari adalah satu bagian dari Tari adalah eksplorasi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak ritmis yang indah. Bisa disimpulkan bahwa tari adalah bentuk pernyataan imajinasi yang dituangkan melalui simbol atau lambang gerak berdasarkan simbol ruang dan waktu. Simbol dalam bentuk gerak tari tradisi telah mengalami distrosi atau stilasi dengan mempertimbangkan pada keindahan dan pesan yang disampaikan. Akibatnya, gerak bermakna menjelaskan maksud dan muatantari. Gerak yang mempunyai arti memberikan penjelasan maksud dan muatan tari disebut gerak maknawi, sedangkan gerak yang tidak mempunyai arti disebut gerak murni Soedarsono, 1992 32. Seni tari juga mempunyai arti keindahan gerak anggota-anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa atau dapat juga diberi arti bahwa seni tari adalah keindahan bentuk dari anggota badan manusia yang gerak berirama dan berjiwa besar yang harmonis. Tari juga mempunyai unsur-unsur yaitu 1 Bentuk adalah bentuk dari jari-jari tangan, pergelangan tangan, keseluruhan tangan, badan, leher, bahu, pinggul,kaki, lutut, dan pergelangan kaki. Bentuk ini dapat berdiri sendiri atau dipadukan, sehingga merupakan kesatuan. 2 Gerak adalah terdiri dari anggota-anggota badan manusia yang telah berbentuk, kemudiann digerakkan, gerak ini dapat sendiri-sendiri atau bersambungan dan bersama-sama. 3 Irama adalah setelah anggota-anggota badan manusia dibentuk dan digerakkan, maka bentuk dan gerak itu harus berirama. Dapat cepat ataupun lambat. 4 Jiwa adalah bentuk, gerak dan irama dilahirkan oleh jiwa manusia. Bentuk dan gerak ini untuk melukiskan apa yang dikehendaki manusia, maka melaksanakan harus dengan kemampuan menjiwai. Harmoni adalah keselarasan baik keselarasan gerak, suara, bentuk,warna, dan garis. Untuk membuat harmoni harus dipergunakan perasaan dengan didampingi pertimbangan-pertimbangan pikiran. Keselarasan atau keharmonian dalam tari artinya harus ada keseimbangan bentuk gerak, irama, ruang, pakaian, dan tari Bagong Kusudiarjo, 1981 16. b. Macam-macam seni tari Walaupun seni tari mempunyai beragam dan sifat yang berlainan, tetapi pada garis besarnya adalah 1 Tari untuk putra dan putri adalah tari yang dilakukan oleh pria dan wanita, antara tari untuk pria dan wanita ada perbedaan. Tetapi kenyataanya menunjukkan bahwa tari untuk pria banyak dilakukan oleh wanita. 2 Tari upacara keagamaan adalah dipertunjukkan untuk menyampaikan rasa bakti manusia kepada Tuhan. Tari untuk dipertunjukkan sebagai hasil seni yang lebih di titik beratkan pada seni keindahan dan kehalusan atau kedinamikannya. 3 Tari untuk dipertunjukkan adalah untuk mengemukkan pula berbagai ragam watak atau perwatakkan dan untuk melukiskan peristiwa-peristiwa yang langsung dapat menyentuh hati orang yang melihat. Tari untuk pergaulan atau hiburan adalah tarai yang menggunakan gerak dan irama yang sederhana dengan tujuan agar mudah dipelajari Bagong Kusudiarjo, 1981 18. c. Sifat-sifat seni tari Seni tari digolongkan menjadi tiga sifat yaitu 1 Tari primitif adalah lebih dikenal dengan tarian rakyat, ciri dari tarian rakyat yaitu sederhana, baik gerak, irama, pakaian,rias, maupun temanaya, yang biasanya semuanya dilakukan dengan spontanitas, tidak ada peraturan-peraturan atau hukum-hukum yang seragam dan tertentu. 2 Tari klasik adalah sebuah tari yang lahir dan tumbuh di daerah-daerah atau di sebuah negara yang dapat hidup dan berkembang disegala jaman, mengalami banyak perubahan yang menyangkut dari segi teknis, sedang ciri dan watak yang kuat, dalam perwujudan tari klasik lebih cenderung pada keabstrakan, kadang-kadang simbolik dengan latar belakang falsafah yang dalam. 3 Tari modern adalah sebuah tari yang dalam bentuk watak, jiwa dan iramanya sama sekali bebas dari ikatan, norma-norma dan hukum-hukum tari yang telah ada oleh karenanya dalam tari modern ini sasaran pokoknya 6. Sindhen a. Pengertian sindhen Sindhen adalah seorang wanita yang bertugas bermain vokal dalam iringan gendhing. Suara sindhen akan menjadi pemanis karawitan. Seorang sindhen akan mengandalkan vokal untuk menghiasi karawitan Suwardi Endraswara, 2006 21. Demikian pula pesindhen juga disebut swaraswati yaitu seniwati yang dalam pertunjukkan wayang kulit atau perhelatan lain menggunakan gamelan, bertugas sebagai swarawati lebih dari satu orang. K Tahapanproses sungging dalam seni kriya wayang kulit adalah sebagai berikut: 1. Andasari. Proses pemberian warna dasar pada kulit seluruh bagian wayang secara merata dan tipis. Warna yang digunakan biasanya adalah warna kuning gading (campuran dari warna kuning dan putih), atau warna putihan balung (warna putih dari abu tulang).
Berikut dibawah ini tanya dan kunci jawaban Penilaian Tengah Semester PTS Prakarya untuk kelas 10 SMA. Arwah belajar!!.. A. Saringan Ganda Berilah tanda silang x lega abjad a, b, c, d atau e pada jawaban yang minimal tepat ! 1. Hal yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan usaha yang fair dan kompetitif, mencegah monopoli, keadilan lingkungan dan hemat energi adalah …. a. wahana transportasi b. sarana rombak muat c. kebijakan transportasi d. biaya transportasi e. produk transportasi 2. Hal yang diperlukan lakukan menyediakan deklarasi yang akurat dan real-time antara pelanggan dan pemasok atau antara pengirim dan penerima adalah …. a. transportation management system b. web c. cloud d. information communication technology e. flett management system 3. Moda yang tepat untuk transportasi barang-dagangan nan memerlukan produktivitas besar, sukar, densitas tinggi, dan jarak jauh, yaitu …. a. truk b. kereta jago merah c. pipeline d. air freight e. sea freight 4. Transportasi dengan moda pipeline memerlukan insfrastruktur dengan pendanaan yang segara kerumahtanggaan hal …. a. biaya patuh b. biaya perolehan c. harga pokok produksi d. biaya operasional e. biaya penyusutan 5. Proses penggarapan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang, komoditas jadi berbunga supplier di antara kemudahan-kemudahan firma dan para pelanggan disebut …. a. transportasi b. bongkar muat c. logistik d. tata logistik e. misi logistik 6. Korban baku yang paling bagus cak bagi membuat wayang kulit yaitu kulit…. a. sapi b. kambing c. munding d. domba e. gamal 7. Kulit yang sekaligus digunakan buat proses pembuatan wayang kulit minus melalui proses kimiawi disebut kulit…. a. split b. masakan c. hijau d. sintesis e. campuran 8. Agar alat peraba kerbau sabar, maka sebelum membuat wayang selerang tersebut harus…. a. direndam b. diberi air c. direbus d. dipanaskan e. dijemur 9. Menyalurkan kulit dengan air mendidih, dan dengan menggunakan air kapur sebelum dibentangkan merupakan teknik yang bertujuan buat…. a. indra peraba mudah untuk disayat dan dipotong b. kulit menjadi lebih luwes c. melebarkan selerang d. melunakkan kulit e. mempermudah pengerokan rambut puas kulit 10. Berikut yang bukan tercantum tamadun nonbenda, adalah…. a. khayalan b. kisahan rakyat c. lagu d. kandungan idiosinkratis e. tarian tradisional 11. Kerajinan yang cuma mengutamakan keindahan sonder memerhatikan guna barang tersebut yakni definisi fungsi…. a. pakai b. hias c. ekonomis d. budaya e. estetis 12. Motif buram menggambar dibentuk/ditulis dengan cairan lilin dengan menunggangi alat yang dinamakan….. a. canting b. air jeruk c. parafin d. malam e. mori 13. Suatu situasi yang berkaitan dengan sintetis tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan komoditas yang dihasilkan melalui kelincahan tangan disebut…. a. kerajinan tangan b. seni pahat c. teknik ukir d. kerajinan tradisional e. kerajinan domestik 14. Kerajinan tangan nan terinspirasi berasal peradaban domestik nonbenda nan memiliki bagian mata, hulu, dan sarung, merupakan…. a. beleganjur b. wayang indra peraba c. batik d. miniatur e. keris 15. Sepotong metal atau benda berat lainnya yang berfungsi agar wayang patung tidak bergeser pada waktu ditatah, yaitu…. a. paku corekan b. ganden c. paser d. pandukan e. penindih 16. Dua arti kerajinan tangan, yaitu fungsi….. dan …. a. jual dan pakai b. pakai dan hias c. hias dan jual d. budaya dan ekonomi e. budaya dan pariwisata 17. Paku corekan digunakan untuk takhlik…. a. rona wayang b. supit n komedi didong c. pola pada wayang d. wayang kelitik putihan e. wayang agar preskriptif 18. Jangat yang sudah menerobos proses kimiawi, di pabrik disebut jangat…. a. split b. baru c. olahan d. plastik e. sintesis 19. Ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi disebut…. a. kerajinan tangan b. kebudayaan material c. kebudayaan nonbenda d. kebudayaan lokal e. kebudayaan tradisional 20. Orang yang membentuk patung disebut….. a. pemahat b. pengukir c. pematung d. pengrajin e. penatah 21. Pemrosesan pesanan, transportasi, persediaan, penanganan dagangan, struktur kemudahan, serta sistem laporan dan komunikasi merupakan bagian terbit kegiatan …. a. transportasi b. logistik c. komunikasi d. pemberitahuan e. negosiasi 22. Gerakan pengungsian individu ataupun barang dari lokasi asal origin ke lokasi harapan destination cak bagi keperluan tertentu dan dengan menunggangi gawai tertentu pula tersebut …. a. komunikasi b. informasi c. logistik d. transportasi e. bongkar muat 23. Privat pengangkutan patra bau kencur, produk minyak olahan, dan gas alam diperlukan moda …. a. truk b. bus c. pipeline d. kereta jago merah e. air freight 24. Kerjakan produk-barang ukuran relatif mungil, bernilai strata, dan jarak jauh agar menggunakan moda … a. air freight b. sea freight c. kereta jago merah d. pipeline e. truk 25. Penyiapan infrastruktur nan dibutuhkan, seperti pembangunan adimarga, pelabuhan, Bandar mega, jaringan kereta api, strategi qanun transportasi, dan pelayanan yaitu peran terbit …. a. pengirim b. penerima c. carrier d. pemerintah e. masyarakat 26. Kemudahan bongkar muat privat pergerakan angkutan multimedia yang disesuaikan dengan besarnya… a. biaya transport b. muatan nan diangkut c. biaya jasa juru mudi d. biaya bahan bakar e. penyedia jasa 27. Harga taktik produksi produk transportasi dan logistik sekelas halnya dengan harga pokok … a. semua firma b. firma perbankan c. firma jasa d. perusahaan bisnis e. perusahaan manufaktur 28. Berikut biaya produksi transportasi logistik, terutama dalam kaitannya kesiapan, kecuali … a. sida-sida b. upah buruh c. bahan bakar d. daerah produksi e. daerah pemasaran 29. Berikut nan diperlukan untiuk menemukan dan berkomunikasi dengan nomine pembelian ialah… a. kontak b. negosiasi c. penyesuaian d. promosi e. informasi 30. Oleh karena siklus produksi dan konsumsi jarang seiring, maka diperlukan kemustajaban …. a. komunikasi b. transportasi c. gudang d. tandon e. pemrosesan titipan 31. Keadaan yang diperlukan untuk membentuk dan menyetarafkan prasaran dengan kebutuhan perunding dalam hubungannya dengan transportasi logistik yakni …. a. penyesuaian b. informasi c. promosi d. negosiasi e. kontak 32. Berikut bukan termasuk unsur-partikel dari logistik, yakni …. a. manufaktur b. pemasok c. pemerintah d. distribusi e. pelanggan/customer 33. Fungsi penting transportasi memberikan solusi layanan logistik dalam kejadian pergerakan produk product movement dan penyimpanan barang product storage yang termuat dalam …. a. waktu mampir b. bongkar produk c. pengangkutan barang d. manajemen rantai pasok e. aktivitas pergudangan 34. Berikut pihak nan berkujut dalam penyelenggaraan transportasi, kecuali …. a. shipper b. receiver c. government d. producent e. agent 35. Berikut target-bahan nan dibutuhkan untuk membuat fiberglass, kecuali … a. resin bening b. kuas c. katalis d. matt e. pupuk kaca B. ESSAY 1. Wayang yang belum diwarnai disebut…. 2. Bentuk tatah kuku sebagai perkakas untuk membuat wayang kerucil kulit, yaitu…. 3. Tangan sreg kerajinan wayang berpola…. 4. Evaluasi hasil usaha alias membahu yaitu tahap yang lalu utama di kerumahtanggaan…. 5. Semacam martil ki akbar yang terbuat terbit kayu keras disebut…. 6. Pada awalnya menggambar dibuat dengan menggunakan kejai….. 7. . . . . . . . . . . Bahan yang dioleskan sesekali pada tatah agar tatah menjadi licin dan lebih mudah digunakan untuk menatah 8. Perkakas apa yang digunakan bakal mengasah pahat apabila tatah terasa mulai tumpul? 9. Sepotong kayu lautan nan digunakan sebagai landasan ketika menatah wayang golek adalah…. 10. Sisa racikan kulit sapi/kerbau disebut? 11. Pisau yang digunakan lakukan mengerok kulit kerbau disebut? 12. Kulit artifisial artifisial pabrik buat target formal wayang kulit disebut? 13. . . . .. digunakan bikin membentuk transendental berbentuk melingkar 14. Memberi paesan atau warna pada wayang disebut…. 15. Bahan resmi pembuatan wayang jangat berupa…. Sosi Jawaban A. Pilihan Ganda 1. C 11. B 21. B 31. A 2. D 12. A 22. D 32. C 3. B 13. A 23. C 33. D 4. A 14. E 24. A 34. D 5. C 15. E 25. D 35. B 6. C 16. B 26. B 7. C 17. C 27. C 8. A 18. A 28. E 9. E 19. C 29. A 10. D 20. C 30. C B. Essay 1. putihan 2. seperti tungau 3. lurus 4. manajemen gerakan 5. ganden 6. mori 7. malam maupun lilin 8. batu asahan 9. pandukan 10. leresan 11. pethel 12. alat peraba split 13. jangka 14. menyungging 15. kulit kerbau Unduh PDF Sekian soal dan kunci jawaban Penilaian Tengah Semester PTS Prakarya bakal kelas bawah 10 SMA. Semangat belajar…Semoga berguna..
1 Wayang yang belum diwarnai disebut. 2. Bentuk tatah kuku sebagai alat untuk membuat wayang kulit, yaitu. 3. Tangan pada kerajinan wayang berpola. 4. Evaluasi hasil usaha atau bisnis merupakan tahap yang sangat penting di dalam. 5. Semacam palu besar yang terbuat dari kayu keras disebut. 6. Pertunjukan haram wayang kini mengemuka di media sosial. Ini terkait ada pernyaaan bahwa wayang adalah haram dalam sebuah ceramah yang beredar di media sosial. Padahal wayang yang hari ini hidup di masyarakat itu hasil kreasi baru para penyebar Islam, yakni para wali kalijogo memperkenalkan sososk punokawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Dan harap diketahuai sala kata dari sebutan ketiga sosok itu semuanya berasal dari bahasa Arab Samar, Goring, Fetruk, dan Bago'.Sunan Bonang juga menjadi pembaru kesenian jawa. Dialah yang menciptakan kategorisasi lagu Mijil, Durma, Sinom, Asmaradhana, Megatruh, Pucung. Karya Sunan Bonang itu tetap lestari sampai sekarang. Dan selalu dimainkan, bahkan menjadi latar pertunjukan itu ide ketuhanan dalam wayang yang terpengaruh HIndu diobarak abrik oleh para Wali. Dewa tak lagi berkuasa dan tidak terkalahkan. Bahkan, dewa dan raja bisa dikalahkan okeh orang kecil atau rakyat bisa yang dilambangkan dengan sosok Punakawab tersebut. Akibatnya, wayang di Jawa pada hari ini sangat berbeda dengan wayang Bali yang masih terpengaruh agama Hindu. Jadi sangatlah susah bila wayang ditagorikan sebagai pertunjukan yang haram seperti kata ustadz itu. Scroll untuk membaca Scroll untuk membaca Sebagai reaksi pernyatan wayang haram itu, para dalang di Banyumas diberitakan melaporkannya Bareskirm. Mereka tak terima. Katanya, apalagi ada kata wayang dimusnahkan. "Kalau hanya dinyatakan dilarang dalam Islam, itu sudah biasa. Tapi dalam anak kalimat berikutnya ada ujaran 'lebih baik dimusnahkan', ini sangat menyakitkan kami," kata Koordinator Pepadi Wilayah Banyumas Raya, Bambang Barata Aji, Minggu 13/2/2022. Apa wayang itu? Wayang secara harfiah berarti bayangan. Ia merupakan istilah untuk menunjukkan teater tradisional di Indonesia. Ada yang berpendapat, wayang berasal dari India dan rekaman pertama pertunjukanwayang telah ada sejak 930 ada pula yang meyakini wayang kulit sebagai salah satu dari berbagai akar budaya seni tradisional Indonesia. Ada yang menginterpretasikan bahwa wayang berasal dari India, meskipun apabila kita menunjukkan wayang kepada orang-orang India, mereka tidak tahu apa-apa,” ujar Dr Suyanto, pengajar ISI Surakarta beberapa waktu mengacu pada R Gunawan Djajakusumah dalam bukunya Pengenalan Wayang Golek Purwa di Jawa Barat, mengungkapkan bahwa wayang adalah kebudayaan asli Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Ada yang berpendapat, kata wayang berasal dari Wad an Hyang, artinya leluhur’.Menurut Suyanto, sejatinya wayang merupakan media yang digunakan Wali Songo, untuk menyebarkan Islam di nusantara. Cikal bakal wayang berasal dari wayang beber - yang gambarnya mirip manusia dan lakonnya bersumber dari sejarah sekitar zaman itu, menurut Suyanto, Kerajaan Demak, sebagai kerajaan Islam, melarang wayang dipertunjukkan dengan gambar mirip manusia. Lalu, papar dia, Wali Songo berinisiatif mengubah gambar wayang menjadi gambar karakteristik. Apa ada manusia yang hidungnya sangat panjang dan tangannya hampir mencapai kaki?’’ Semar, Gareng, Petruk, dan BagongWayang dinilai sebagai media dakwah Islam yang sukses di Indonesia. Menurut Suyanto, keberhasilan wayang sebagai media dakwah dan syiar Islam pada zaman Walisongo terletak pada kekuatan pendekatannya terhadap masyarakat. Wayang, kata dia, mampu mengenalkan Islam kepada masyarakat yang saat itu animisme, dinamisme, serta menganut Hindu, karena menggunakan pendekatan psikologi, sejarah, paedagogi, hingga wayang dipertunjukkan di masjid, masyarakat bebas untuk menyaksikan, namun, dengan syarat, mereka harus berwudhu dan mengucap syahadat dulu sebelum masuk masjid,” ungkap senada diungkapkan dosen Jurusan Seni Drama, Tari, dan Musik Universitas Negeri Semarang Unnes Widodo MSn. Menurut dia, perkembangan wayang sebagai media dakwah Islam ditopang oleh sekelompok tokoh ulama yang besar peranannya dalam mendirikan Kerajaan Demak. Mereka yang dikenal dengan sebutan Walisongo sembilan wali.Kesembilan wali yang bergelar sunan itu adalah Sunan Ampel, Sunan Gunungjati, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, dan Syeh Siti Jenar. Mereka adalah para ulama yang sangat terkenal khususnya di Jawa, sebagai penyebar ajaran Widodo, para wali tak hanya berkuasa di dalam keagamaan, tetapi juga berkuasa dalam pemerintahan dan politik. Selain itu, mereka juga pengembang kebudayaan dan kesenian yang andal. Oleh mereka kesenian Jawa berkembang hingga mencapai puncaknya yang kemudian dikenal dengan seni klasik. Salah satu kesenian yang hinga kini tetap populer adalah wayang kulit purwa,” wayang kulit merupakan produk budaya yang telah ada sebelum Islam berkembang di Pulau Jawa. Namun, sejak Islam datang dan disebarkan, wayang telah mengalami perubahan. Menurut Widodo, budaya keislaman dalam wayang kulit purwa tak hanya dijumpai pada wujudnya saja, tetapi juga pada istilah-istilah dalam bahasa padalangan, bahasa wayang, nama tokoh wayang, dan lakon cerita yang Widodo, pengaruh Islam dalam wayang kulit purwa tidak saja pada bentuknya, tetapi telah merambah pula pada aspek simbolisasi dan berkaitan pula dengan aspek lainnya yang berhubungan dengan pergelaran wayang kulit purwa. Sehingga, kelestariannya patut untuk dijaga, karena merupakan salah satu bagian dari seni budaya bangsa yang menjadi saksi sejarah perkembangan bangsa, khususnya perkembangan agama Islam di haram wayang kini mengemuka di media sosial. Ini terkait ada pernyaaan bahwa wayang adalah haram dalam sebuah ceramah yang beredar di media sosial. Padahal wayang yang hari ini hidup di masyarakat itu hasil kreasi baru para penyebar Islam, yakni para wali kalijogo memperkenalkan sososk punokawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Dan harap diketahuai sala kata dari sebutan ketiga sosok itu semuanya berasal dari bahasa Arab Samar, Goring, Fetruk, dan Bago'.Sunan Bonang juga menjadi pembaru kesenian jawa. Dialah yang menciptakan kategorisasi lagu Mijil, Durma, Sinom, Asmaradhana, Megatruh, Pucung. Karya Sunan Bonang itu tetap lestari sampai sekarang. Dan selalu dimainkan, bahkan menjadi latar pertunjukan itu ide ketuhanan dalam wayang yang terpengaruh HIndu diobarak abrik oleh para Wali. Dewa tak lagi berkuasa dan tidak terkalahkan. Bahkan, dewa dan raja bisa dikalahkan okeh orang kecil atau rakyat bisa yang dilambangkan dengan sosok Punakawab tersebut. Akibatnya, wayang di Jawa pada hari ini sangat berbeda dengan wayang Bali yang masih terpengaruh agama Hindu. Jadi sangatlah susah bila wayang ditagorikan sebagai pertunjukan yang haram seperti kata ustadz reaksi pernyatan wayang Haram itu, para dalang di Banyumas diberitakan melaporkan sang Ustaz ke Bareskirm. Mereka tak terima. Katanya, apalagi ada kata wayang dimusnahkan."Kalau hanya dinyatakan dilarang dalam Islam, itu sudah biasa. Tapi dalam anak kalimat berikutnya ada ujaran 'lebih baik dimusnahkan', ini sangat menyakitkan kami," kata Koordinator Pepadi Wilayah Banyumas Raya, Bambang Barata Aji, Minggu 13/2/2022. Apa wayang itu? Wayang secara harfiah berarti bayangan. Ia merupakan istilah untuk menunjukkan teater tradisional di Indonesia. Ada yang berpendapat, wayang berasal dari India dan rekaman pertama pertunjukanwayang telah ada sejak 930 ada pula yang meyakini wayang kulit sebagai salah satu dari berbagai akar budaya seni tradisional Indonesia. Ada yang menginterpretasikan bahwa wayang berasal dari India, meskipun apabila kita menunjukkan wayang kepada orang-orang India, mereka tidak tahu apa-apa,” ujar Dr Suyanto, pengajar ISI Surakarta beberapa waktu Gunawan Djajakusumah dalam bukunya Pengenalan Wayang Golek Purwa di Jawa Barat, mengungkapkan bahwa wayang adalah kebudayaan asli Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Ada yang berpendapat, kata wayang berasal dari Wad an Hyang, artinya leluhur’.Menurut Suyanto, sejatinya wayang merupakan media yang digunakan Wali Songo, untuk menyebarkan Islam di nusantara. Cikal bakal wayang berasal dari wayang beber - yang gambarnya mirip manusia dan lakonnya bersumber dari sejarah sekitar zaman itu, menurut Suyanto, Kerajaan Demak, sebagai kerajaan Islam, melarang wayang dipertunjukkan dengan gambar mirip manusia. Lalu, papar dia, Wali Songo berinisiatif mengubah gambar wayang menjadi gambar karakteristik. Apa ada manusia yang hidungnya sangat panjang dan tangannya hampir mencapai kaki?’’ dinilai sebagai media dakwah Islam yang sukses di Indonesia. Menurut Suyanto, keberhasilan wayang sebagai media dakwah dan syiar Islam pada zaman Walisongo terletak pada kekuatan pendekatannya terhadap masyarakat. Wayang, kata dia, mampu mengenalkan Islam kepada masyarakat yang saat itu animisme, dinamisme, serta menganut Hindu, karena menggunakan pendekatan psikologi, sejarah, paedagogi, hingga wayang dipertunjukkan di masjid, masyarakat bebas untuk menyaksikan, namun, dengan syarat, mereka harus berwudhu dan mengucap syahadat dulu sebelum masuk masjid,” ungkap senada diungkapkan dosen Jurusan Seni Drama, Tari, dan Musik Universitas Negeri Semarang Unnes Widodo MSn. Menurut dia, perkembangan wayang sebagai media dakwah Islam ditopang oleh sekelompok tokoh ulama yang besar peranannya dalam mendirikan Kerajaan Demak. Mereka yang dikenal dengan sebutan Walisongo sembilan wali.Kesembilan wali yang bergelar sunan itu adalah Sunan Ampel, Sunan Gunungjati, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, dan Syeh Siti Jenar. Mereka adalah para ulama yang sangat terkenal khususnya di Jawa, sebagai penyebar ajaran Widodo, para wali tak hanya berkuasa di dalam keagamaan, tetapi juga berkuasa dalam pemerintahan dan politik. Selain itu, mereka juga pengembang kebudayaan dan kesenian yang andal. Oleh mereka kesenian Jawa berkembang hingga mencapai puncaknya yang kemudian dikenal dengan seni klasik. Salah satu kesenian yang hinga kini tetap populer adalah wayang kulit purwa,” wayang kulit merupakan produk budaya yang telah ada sebelum Islam berkembang di Pulau Jawa. Namun, sejak Islam datang dan disebarkan, wayang telah mengalami perubahan. Menurut Widodo, budaya keislaman dalam wayang kulit purwa tak hanya dijumpai pada wujudnya saja, tetapi juga pada istilah-istilah dalam bahasa padalangan, bahasa wayang, nama tokoh wayang, dan lakon cerita yang Widodo, pengaruh Islam dalam wayang kulit purwa tidak saja pada bentuknya, tetapi telah merambah pula pada aspek simbolisasi dan berkaitan pula dengan aspek lainnya yang berhubungan dengan pergelaran wayang kulit purwa. Sehingga, kelestariannya patut untuk dijaga, karena merupakan salah satu bagian dari seni budaya bangsa yang menjadi saksi sejarah perkembangan bangsa, khususnya perkembangan agama Islam di golek menak di WayangKalau keberatan wayang majadi haram karena ceritanya berlatar ajaran agama dari India, yakni HIndu, maka dalam massyrakat Jawa di kenal waryang golek Menak. Kisah dari wayang golek ini berasal dari Timur Tengah, mengadopi cerita seribu satu malam. Sejarah Sultan Islam yang ada di Ottoman dan hikayat Seribu Satu Malam menjadi ide ini sekarang masih hidup. Wayang ini salah satunya masih dipertunjukan dalam wajtu waktu tertentu, misalnya dalam peringatan hari besar Islam. Di mana keberadaan komunitas wayang golek Menak? Salah satunya yang terkenal adalah di wayang di Jawa tak peru terlalyu dicurigai sebagai bentuk pertunjukan haram. Sebab, kalau soal haram-halal misalnya juga harus diberlakukan adil. Kenapa tayangab musik pop dan dangdut tidak disebut sebagai sesuatu yang haram padahal banyak sajiannya melenceng jauh dari nilai-nilia Islam. Bedanya hanya pertunjukan seni moderen dengan wayang sebagai sajian kesenian tradisioanal, dalam moderen syririknya pada soal menduakan Tuhan dengan uang, dalam wayang kalau ada hal yang jaram syiriknya menduakan tuhan dengan kekuatan tertentu di luar Islam, misalnya dewa-dewa HIndu. Alhasil, kalau adil nyatakan saja kedua-duanya haram. Biar sekalian ramai?Bila dilihat dari ari segi jenis material, desain, dan fungsi, bila mengacu pada koleksi Museum Wayang dibedakan menjadi empat, yakni wayang kulit, wayang golek, wayang klitik, dan wayang mainan. Sebagaimana umum diketahui, wayang kulit dibuat dari kulit, utamanya kerbau dan sapi. Sementara, wayang golek terbuat dari kayu, seperti kayu perpaduan antara material dan desain wayang kulit dan wayang golek, menghasilkan wayang klitik yang unik. Wayang klitik berbadan kayu, namun pipih seperti wayang kulit, sementara tangannya menggunakan bahan kulit. Wayang klitik atau disebut juga wayang kurcil dibuat oleh Raden Pekik di Surabaya pada 1648. Wayang tersebut dipentaskan siang hari tanpa layar, membawakan cerita rakyat, seperti Damarwulan dan Minak segi fungsi, ada sejumlah koleksi wayang milik Museum Wayang yang tidak ditujukan untuk pertunjukan, yakni koleksi wayang-wayang mainan. Terdapat sejumlah wayang mainan dari bahan rumput, bambu, serta karton. Wayang-wayang tersebut dalam sejarahnya merupakan mainan yang dibuat untuk dimainkan anak-anak. Koleksi wayang karton milik Museum Wayang Indonesia bertitimangsa 23 jenis wayang kulit koleksi Museum Wayang yang diberi nama berdasarkan tempat, seperti wayang kulit banyumas, wayang kulit betawi, atau wayang kulit sumatra. Ada juga koleksi wayang yang dinamai berdasarkan nama lakon yang dibawakan, misalnya, wayang kulit calon arang, wayang kulit revolusi, serta wayang kulit wahyu. Dua jenis yang terakhir tergolong sangat kulit revolusi atau sebelumnya bernama wayang perdjoeangan dibuat RM Syahid pada periode 1950-an. Mengangkat tema berlatar pergerakan kemerdekaan, tokoh-tokohnya dihadirkan secara realis, seperti Bung Karno dan Bung Hatta. Sementara itu, wayang kulit wahyu merupakan media visualisasi umat Kristiani yang mengangkat cerita yang bersumber pada wahyu atau firman Tuhan. Wayang tersebut diprakarsai oleh Broeder Timo Heus Wignyosubroto, seorang pastur dari Surakarta pada kategori wayang golek, terdapat tujuh jenis koleksi tersebut di Museum Wayang, yakni wayang golek bogor, wayang golek bandung, wayang golek ciawi, wayang golek lenong betawi, wayang golek menak cirebon, wayang golek pakuan, serta wayang golek mini pakuan. Jadi masih nekatkah bila ada orang yang menyatakan wayang haram. Ingat pada dasarnya semua perlikau manusia kalau dihukumi secara fiqh sjatinya hanya 'subhat', yakni punya potensi menjadi haram, wajib, halal, dan fardu saya, jangan ributin orang dan Budaya Jawa sekarang. Ingat ada penelitian tentang oran Jawa dari MC. Ricklef, jawa kini sudah sangat Islam dan tidak lagi berpeluang mundur ke belakang. Lihat saja, ibu-ibu dan perempuan di Jawa hampir semuanya memakai Jilbab. Apa ini masih kurang untuk disebut tidak Islami? Wayang WayangHaram JawatidakIslami IslamisasiJawa Wisatawayang wukirsari hadir sebagai pilihan destinasi bertema kebudayaan yang dikemas dengan keindahan alam. Terletak di Kecamatan Imogiri, Bantul yang berada di bawah kaki Gunung Hutan Pinus Mangunan. Beragam paket wisata dapat menjadi alternatif pilihan wisatawan untuk merasakan pengalaman berbeda dengan unsur kebudayaan yang tetap melekat. Indonesia itu dikenal sebagai negara yang mempunyai warisan budaya yang beraneka ragam, salah satunya adalah wayang. Kalau kamu belum tau, kata Wayang itu berasal dari bahasa Indonesia yaitu bayang yang kemudian diadaptasi pengucapannya ke dalam bahasa Jawa, jadinya lebih sering disebut Wayang. Kalau dalam bahasa Inggris sering nyebutnya shadow puppet theatre. Sebenarnya pertunjukan boneka puppet tidak hanya ada di Indonesia, negara lain pun memiliki pertunjukan boneka yang disesuaikan dengan kebudayaan setempat. Tapi pertunjukan bayangan boneka atau wayang di Indonesia punya gaya tutur dan keunikan sendiri dan merupakan mahakarya asli dari Indonesia. Karena itulah pada 07 November 2003, UNESCO memasukkan wayang ke dalam daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia dari Indonesia. Nah di Indonesia sendiri, wayang memiliki banyak varian. Emang apa aja sih? Langsung aja gan 1. Wayang Kulit Spoiler for " Wayang Kulit" Wayang yang paling sering dijumpai di Indonesia adalah wayang kulit. Kebanyakan sih di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali. Sesuai dengan namanya, wayang kulit terbuat dari kulit binatang kerbau, lembu, atau kambing. Pertunjukan wayang kulit biasanya digelar pada saat hari-hari besar, atau jika ada acara selamatan untuk memperingati suatu hal. Dalam suatu pertunjukan wayang kulit biasanya meliputi unsur-unsur antara lain Lakon Wayang = Penyajian alur cerita dan penokohan karakter wayang beserta makna dari cerita tersebut. Sabet = Keterampilan dalang dalam memainkan seluruh gerak dari wayang. Catur = Yaitu narasi dan percakapan / dialog tokoh-tokoh wayang. Seorang dalang dituntut untuk bisa mengubah karakter suara, berganti intonasi, mengeluarkan guyonan bahkan bernyanyi untuk menghidupkan alur cerita perwayangan tersebut. Karawitan = Meliputi gendhing, sulukan dan berbagai properti panggung. Untuk lebih meramaikan suasana saat pementasan, biasanya dalang akan dibantu oleh musisi yang memainkan gamelan dan para sinden yang menyanyikan tembang-tembang Jawa. Menurut sejarahnya, ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan dengan kebudayaan yang sudah ada, pertunjukan wayang kulit menjadi media yang efektif untuk menyebarkan agama Hindu dengan menceritakan kisah Ramayana dan Mahabarata. Demikian juga saat masuknya agama Islam di Indonesia. Ketika pertunjukan yang menampilkan "Tuhan" atau "Dewa" dalam wujud manusia dilarang, maka munculah boneka wayang yang terbuat dari kulit binatang dimana saat pertunjukan yang ditonton hanya bayangannya saja. Kemudian berkembang kembali menjadi wayang Sadat yang digunakan untuk memperkenalkan nilai-nilai agama Islam. Sejarah berlanjut ketika seorang misionaris Katolik pada tahun 1960 menyebarkan agama Katolik di Indonesia mengembangkan wayang Wahyu dimana cerita-ceritanya mengambil sumber dari Alkitab. 2. Wayang Golek Spoiler for " Wayang Golek" Kalau wayang kulit lebih terkenal di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali, maka wayang golek ini lebih populer di wilayah Jawa Barat atau bahasa kerennya Tanah Pasundan. Kata golek itu bisa bermakna mencari, atau bisa juga berarti boneka kayu. Salah satu fungsi wayang golek itu adalah untuk ngaruat ruwat, yaitu membersihkan dari hal-hal yang bersifat mencelakakan atau marabahaya. Biasanya pertunjukan wayang golek akan diiringi oleh gamelan Sunda salendro, yang terdiri atas dua buah saron, sebuah peking, sebuah selentem, satu perangkat boning, satu perangkat boning rincik, satu perangkat kenong, sepasang gong kempul dan goong, ditambah dengan seperangkat kendang sebuah kendang Indung dan tiga buah kulanter, gambang dan rebab. Kesenian wayang golek mulai berkembang di Jawa Barat diperkirakan pada abad ke-17 pada masa ekspansi Kesultanan Mataram. Padahal di masa tersebut masih ada beberapa pengaruh budaya warisan Hindu sebagai bekas wilayah Kerajaan Sunda Pajajaran. Wayang golek mulai mendapatkan bentuk seperti yang sekarang kita kenal sekitar abad ke-19, dengan pakem dan jalan cerita yang mirip dengan versi wayang kulit Jawa. Tetapi wayang golek punya ciri khas tersendiri, salah satunya perbedaan dalam penamaan tokoh-tokoh punakawan dalam versi Sundanya. 3. Wayang Potehi Spoiler for " Wayang Potehi" Potehi berasal dari kata pou yang berarti kain, te yang artinya kantong, dan hi yaitu wayang. Sehingga wayang potehi kalau diartikan adalah boneka wayang yang terbuat dari kain. Sang dalang akan memasukkan tangannya kedalam kain tersebut dan memainkannya seperti wayang-wayang yang lain. Dulunya wayang potehi hanya memainkan cerita-cerita klasik dari legenda dinasti-dinasti yang ada di Tiongkok. Tetapi saat ini wayang potehi sudah mengambil cerita di luar kisah klasik seperti novel "Pilgrimage to the West" karya Se Yu dengan tokoh legendarisnya Kera Sakti. Wayang potehi masuk ke Indonesia melalui orang-orang Tionghoa yang merantau ke nusantara sekitar abad ke-16 sampai 19. Dari catatan seorang Inggris bernama Edmund Scott, dia melihat penyelenggaraan wayang potehi dua kali waktu dia pergi ke Banten yaitu antara 1602 dan 1625. Sandiwara pertunjukan wayang potehi yang dia tonton mulai pada tengah hari dan baru berakhir pada keesokan paginya. Pada tahun 1970-an sampai tahun 1990-an bisa disebut sebagai masa suram bagi wayang potehi. Sangat sulit menemukan pementasan wayang potehi disaat itu karena sulitnya mendapatkan perizinan. Namun setelah reformasi berjalan, wayang potehi bisa dipentaskan kembali tanpa harus sembunyi-sembunyi dan sekarang berkembang bersama kesenian tradisional Indonesia lainnya. 4. Wayang Orang Spoiler for " Wayang Orang" Sesuai dengan namanya, wayang orang tidak lagi dipertontonkan dengan memainkan boneka-boneka wayang, akan tetapi menampilkan manusia sebagai pengganti boneka-boneka wayang tersebut. Agar rupa mereka sama seperti pada versi wayang kulit, wayang orang juga memakai pakaian dan hiasan-hiasan yang identik dengan tokoh yang diperankannya seperti yang dipertontonkan dalam wayang kulit. Gak jarang juga wajah pemain wayang orang dihias dengan tata rias atau lukisan yang mencerminkan watak dari tokoh yang diperankannya. Warna merah misalnya, menggambarkan karakter yang keras, kurang sabar dan penuh keangkaramurkaan. Warna hitam menggambarkan karakter penuh kebijaksanaan dan bertanggung jawab. Warna putih menggambarkan karakter yang bersih dan suci. Sedangkan warna emas prada, menggambarkan karakter yang tenang serta mawas diri. Wayang orang diciptakan oleh Sultan Hamangkurat I pada tahun 1731. Awalnya, wayang orang dilakukan hanya sebagai hiburan bangsawan di empat istana Yogyakarta dan Surakarta. Dalam perjalanan waktu, wayang orang menyebar menjadi populer dan menjadi salah satu bentuk hiburan kepada rakyat. Kesenian wayang orang ini kemudian mengalami perubahan dan beberapa penyesuaian diantaranya yang kita kenal sebagai ketoprak dan ludruk. 5. Wayang Band Spoiler for " Wayang Band" Wayang Band masuk ke Indonesia pada tahun 1995. Maksudnya wayang band disini adalah sebuah grup band yang namanya Wayang, bukan wayang yang bisa ngeband. Nama Wayang sendiri diambil dari inisial masing-masing personelnya, yaitu Wahyu Adrianto, Ahmad Fauzi, Ramdan Wahyudi, dan Gilang Ariestya. Wayang band meraih puncah popularitas pada akhir dekade 90-an dengan lagunya Damai dan Dongeng. Bahkan dalam lagu Dongeng, alm. Ibu Kasur turut mengisi bagian suara Nenek yang bercerita tentang kisah si kancil. Yang paling dikenang dari Wayang band saat itu adalah drummernya Gilang, yang saat itu masih berusia sangat belia. Sehingga kemanapun Wayang Band tampil, akan terdengar teriakan histeris dari mbak-mbak ABG "Gilang.....Gilang......." Sebenarnya kebudayaan Indonesia itu masih banyak banget. Nah kalau orang luar negeri aja kagum sama keragaman budaya Indonesia, masa kita enggak?? Sumber 03-04-2016 1538

Didaerah Cirebon, Wayang kulit disebut juga Wayang Purwa, karena dianggap sebagai jenis yang paling awal (purwa = awal, permulaan). Wayang jenis ini terbuat dari kulit, terutama kulit sapi dengan diberi kerangka dari bambu atau tanduk dilengkapi dengan gagang pegang (handle) yang disebut cempurit untuk menancapkan wayang tersebut pada kedebog pisang dan untuk menggerakkan tangan-tangannya.

Daftar Isi Jenis Wayang di Indonesia 1. Wayang Kulit 2. Wayang Golek 3. Wayang Potehi 4. Wayang Orang 5. Wayang Beber Solo - Wayang adalah kesenian tradisional yang masih digandrungi masyarakat sampai sekarang. Meskipun pada mulanya wayang difungsikan untuk acara religius, tetapi kini wayang berkembang dengan berbagai cerita pada buku 'Mengenal Kesenian Nasional 1 Wayang' 2019 oleh Kustopo, wayang berasal dari bahasa Jawa 'wewayangan' yang berarti bayangan. Istilah tersebut digunakan karena pada zaman dulu untuk menonton pertunjukan wayang, penonton berada di belakang layar yang disebut kesenian wayang masih belum terbuktikan oleh para ahli secara tuntas. Meski demikian, menurut Serat Centhini tentang asal-usul wayang Purwa, disebutkan bahwa kesenian wayang awalnya diciptakan oleh Raja Jayabaya dari Kerajaan Kediri. Sejak saat itu wayang kemudian berkembang menjadi berbagai jenis dan bentuk yang memiliki peran dan fungsi masing-masing. Adapun beberapa jenis wayang yang populer di Indonesia, di antaranya adalah wayang kulit, wayang golek, wayang potehi, wayang orang, wayang beber. Berikut penjelasan Wayang KulitWayang kulit merupakan seni wayang yang terbuat dari lembaran kulit kerbau yang telah dikeringkan. Berdasarkan buku 'Rupa Wayang' 2020 oleh Aryo Sunaryo, terdapat pendapat yang mengatakan wayang kulit berasal dari India, sebagian pendapat lainnya mengatakan berasal dari Cina. Di sisi lain, terdapat pendapat yang mengatakan bahwa wayang kulit merupakan ciptaan asli Indonesia khususnya kulit awalnya berfungsi sebagai media untuk menghormati arwah nenek moyang. Seiring perkembangan zaman, wayang kulit kemudian mengalami pelebaran fungsi sebagai media hiburan, media penyebaran agama, hingga media propaganda wayang kulit biasa dimainkan oleh seorang dalang di balik kain putih kelir yang disorot lampu sehingga menghasilkan bayangan pergerakan wayang. Pementasan tersebut diiringi musik gamelan khas oleh sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh Wayang GolekMengutip laman Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, wayang golek merupakan pertunjukan wayang dari boneka kayu yang dibuat dengan diukir dan diwarnai sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk orang. Bagian kepala, badan, dan lengan wayang golek dihubungkan oleh sebatang kayu kecil bulat yang biasa disebut sebagai tuding atau wayang golek biasanya difungsikan sebagai media untuk bercerita, edukasi, dakwah, maupun hiburan yang lakonnya didasarkan pada kisah sejarah Jawa, Mahabharata, Ramayana, maupun kehidupan sehari-hari Wayang PotehiJika wayang kulit dan wayang golek mengangkat kisah Mahabharata dan Ramayana, wayang potehi justru mengangkat kisah dan karakter dari legenda Tionghoa. Berdasarkan laman yang dikelola Kemenparekraf, karakteristik wayang potehi tersebut merupakan hasil akulturasi budaya Tionghoa dan sendiri berasal dari kata 'Pou' yang berarti kain, 'te' yang berarti kantong, dan 'hi' yang berarti boneka. Oleh karena itu, secara istilah potehi diartikan sebagai boneka berbentuk kantong yang dimainkan dengan lima jari potehi dimainkan oleh dalang dengan menggunakan kelima jari. Tiga jari dalang mengendalikan kepala, sedangkan ibu jari dan kelingking mengendalikan tangan wayang. Pertunjukan tersebut diiringi oleh musik yang terdiri dari gembreng, kecer atau simbal, cheh dan puah, rebab, rebana, terompet, dan Wayang OrangMengutip laman Kemdikbud, wayang orang atau wayang wong merupakan wayang yang diperagakan oleh manusia berkostum atau mengenakan pakaian yang sesuai dengan tokoh wayang yang diperankannya. Wayang orang tidak dimainkan oleh dalang karena setiap tokoh dapat bergerak dan berdialog sendiri, sedangkan dalang berperan sebagai cerita wayang orang biasanya diambil dari Babad Purwo, Ramayana dan Mahabharata. Dalam penyelenggaraan suatu pentas wayang orang secara lengkap diperlukan 35 orang. Mereka terbagi menjadi 20 orang pemain pria dan wanita, 12 orang penabuh gamelan yang merangkap wiraswara, 2 orang sebagai waranggana, dan 1 orang sebagai wayang orang biasanya memakan waktu 7 sampai 8 jam untuk satu lakon dan biasanya dilakukan pada malam hari. Pementasan panggung biasanya didesain realistis dan tata rias yang digunakan disesuaikan dengan bentuk wayang yang Wayang BeberWayang beber merupakan seni yang berbentuk lembaran beberan. Mengutip laman Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, lembaran wayang beber berisi lukisan berkisah yang tersaji dalam sejumlah adegan atau beber sudah ada sejak zaman Kerajaan Jenggala pada 1223 M dalam bentuk lukisan di daun siwalan atau lontar. Penamaan wayang beber berasal dari cara memainkannya yang dilakukan dengan membeberkan atau membentangkan layar atau kertas umumnya, wayang pertunjukan wayang beber memakan waktu sekitar 90 menit. Pertunjukan wayang beber dilakukan oleh dalang yang menceritakan adegan demi adegan di gulungan dan diiringi gong, kenong, kendang, dan rebab dengan notasi jenis-jenis wayang paling populer di Indonesia yang biasa dipertunjukkan di Indonesia. Semoga bermanfaat, Lur!Artikel ini ditulis oleh Santo, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom. Simak Video "Kondisi Memprihatinkan Situs Candi Kayen Pati" [GambasVideo 20detik] dil/aku

Jeniswayang ini terbuat dari kayu, kemudian diukir dan diwarnai supaya terlihat lebihindah. Beberapa wayang yang terbuat dari kayu, di antaranya: Wayang golek; Wayang golek merupakan salah satu jenis wayang yang memiliki ciri khusus dari bentuk fisiknya. Dalam bahasa Jawa, golek berarti boneka. Selain itu, golek juga berarti mencari.

Wayang adalah salah satu tontonan yang paling populer di Indonesia. Wayang adalah tontonan tradisional yang sudah berumur ratusan tahun. Wayang biasanya ditampilkan dengan tokoh-tokoh yang diwarnai dengan indah. Namun, ada juga yang belum diwarnai atau disebut dengan wayang putih. Wayang putih adalah wayang yang belum diwarnai atau belum diberi warna. Seringkali, wayang putih dipajang di rumah-rumah sebagai hiasan. Jika dilihat, wayang putih ini mirip seperti wayang yang diwarnai, namun jika diperhatikan lebih detail, wayang putih ini memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh wayang yang diwarnai. Wayang putih memiliki sebuah ciri khas yaitu mereka memiliki bentuk yang lebih sederhana dan lebih kasar. Hal ini disebabkan karena wayang putih ini dibuat dengan menggunakan bahan-bahan dasar seperti kayu atau bambu. Wayang ini juga tidak memiliki tokoh-tokoh yang diwarnai, sehingga mereka memiliki bentuk yang lebih sederhana. Wayang putih ini biasanya dibuat dengan menggunakan kayu atau bambu yang diukir dengan sangat teliti. Wayang putih tidak diwarnai dengan warna apapun, namun mereka masih memiliki bentuk yang sama dengan wayang yang diwarnai. Wayang putih ini juga memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dalam proses pembuatannya. Wayang putih ini juga bisa digunakan untuk berbagai tujuan. Mereka bisa digunakan sebagai hiasan rumah, yang akan memberikan efek yang lebih menarik. Selain itu, wayang putih ini juga dapat digunakan sebagai media untuk mengajarkan kesenian wayang. Hal ini karena wayang putih ini memiliki bentuk yang sederhana dan mudah dipahami. Wayang putih juga dapat diwarnai. Wayang putih ini bisa diwarnai dengan berbagai warna. Hal ini dapat memberikan efek yang lebih menarik. Namun, proses pewarnaan wayang putih ini memerlukan ketelitian yang tinggi. Hal ini karena wayang putih ini memiliki bentuk yang lebih sederhana dan lebih kasar. Wayang putih ini juga dapat dimodifikasi. Wayang putih ini bisa dimodifikasi dengan berbagai cara. Misalnya, wayang putih ini bisa dimodifikasi dengan menambahkan berbagai tokoh atau bentuk lainnya. Hal ini dapat memberikan efek yang lebih menarik dan juga bisa menjadi sebuah media edukasi. Wayang putih ini juga bisa diberikan sebagai hadiah. Hal ini karena wayang putih ini merupakan hadiah yang berharga dan juga bisa menjadi sebuah media untuk mengajarkan kesenian wayang. Selain itu, wayang putih ini juga bisa menjadi sebuah hiasan rumah yang menarik. Wayang putih ini memiliki sejarah yang panjang di Indonesia. Wayang putih ini sudah digunakan selama ratusan tahun. Hal ini dikarenakan wayang putih ini adalah salah satu bentuk dari kesenian wayang yang paling populer di Indonesia. Dengan wayang putih ini, para pembuat wayang dapat membuat karya-karya yang berharga dan bisa menginspirasi banyak orang. Wayang putih adalah salah satu bentuk dari kesenian wayang yang berumur ratusan tahun. Wayang putih ini belum diwarnai atau tidak memiliki tokoh-tokoh yang diwarnai. Wayang putih ini bisa digunakan sebagai hiasan rumah, media edukasi, hadiah, dan juga bisa dimodifikasi. Wayang putih ini memiliki sejarah yang panjang dan banyak orang yang menyukainya. Rohnenek moyang yang dipuja ini disebut ' hyang atau dahyang '. Orang bisa berhubungan dengan ' hyang atau dahyang ' ini melalui seorang medium yang disebut 'syaman'. Ritual pemujaan nenek moyang ' hyang ' dan ' syaman ' inilah yang akhirnya menjadi asal mula pertunjukkan wayang. ' hyang ' menjadi wayang dan ' syaman ' menjadi dalang. Selamat datang di web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Peribahasa? Mungkin anda pernah mendengar kata Peribahasa? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, pengertian menurut para ahli, asal-usul, jenis, fungsi, isi, ragam, perkembangan dan manfaat. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan. Pengertian Wayang Wayang ialah suatu bentuk pementasan tradisional yang dihidangkan oleh seorang pencerita, dengan memakai boneka dan sejenisnya sebagai media pementasan. Pengertian lain dari Wayang ialah seni pementasan asli Indonesia yang tumbuh pesat di Pulau Jawa dan Bali. Pementasan ini juga terkenal di jumlah kawasan seperti Sumatera dan Semenanjung Malaya juga mempunyai beberapa budaya wayang yang termotivasi oleh kebudayaan Jawa dan Hindu. Berikut ini adalah beberapa pengertian wayang menurut para ahli yaitu Wayang adalah boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu dan sebagainya, yang dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh pada pertunjukan drama tradisional Bali, Jawa, Sunda, dsb, biasanya dimainkan oleh seseorang yang disebut dalang Pusat Bahasa, 2008. Wayang merupakan salah satu bentuk teater tradisional yang paling tua. Pada masa pemerintahan Raja Balitung, telah ada petunjuk adanya pertunjukan wayang, yaitu yang terdapat pada prasasti Balitung dengan tahun 907 Masehi, yang mewartakan bahwa pada saat itu telah dikenal adanya pertunjukan wayang. Wayang merupakan pertunjukkan asli Jawa. Wayang adalah “Walulang inukir” kulit yang diukir dan dilihat bayangannya pada kelir. Wayang adalah sebuah kata bahasa Indonesia Jawa asli, yang berarti bayang-bayang, atau bayang yang berasal dari akar kata “yang” mendapat tambahan “wa” yang menjadi wayang. Mengatakan wayang adalah bayangan orang yang sudah meninggal, jadi orang yang digambar itu sudah meninggal, lebih lanjut ia menjelaskan kata wayang tadi dari suku kata wa dan yang. Wa trah yang berarti turunan, yang hyang yang berarti eyang kakek, atau leluhur yang sudah meninggal. Asal-Usul Wayang Mengenai asal-usul wayang ini, di dunia ada dua pendapat. Pertama, pendapat bahwa wayang berasal dan lahir pertama kali di Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Timur. Pendapat ini selain dianut dan dikemukakan oleh para peneliti dan ahli-ahli bangsa Indonesia, juga merupakan hasil penelitian sarjana-sarjana Barat. Di antara para sarjana Barat yang termasuk kelompok ini, adalah Hazeau, Brandes, Kats, Rentse, dan Kruyt. Alasan mereka cukup kuat. Di antaranya, bahwa seni wayang masih amat erat kaitannya dengan keadaan sosiokultural dan religi bangsa Indonesia, khususnya orang Jawa. Panakawan, tokoh terpenting dalam pewayangan, yakni Semar, Gareng, Petruk, Bagong, hanya ada dalam pewayangan Indonesia, dan tidak di negara lain. Selain itu, nama dan istilah teknis pewayangan, semuanya berasal dari bahasa Jawa Kuna, dan bukan bahasa lain. Sementara itu, pendapat kedua menduga wayang berasal dari India, yang dibawa bersama dengan agama Hindu ke Indonesia. Mereka antara lain adalah Pischel, Hidding, Krom, Poensen, Goslings, dan Rassers. Sebagian besar kelompok kedua ini adalah sarjana Inggris, negeri Eropa yang pernah menjajah India. Namun, sejak tahun 1950-an, buku-buku pewayangan seolah sudah sepakat bahwa wayang memang berasal dari Pulau Jawa, dan sama sekali tidak diimpor dari negara lain. Budaya wayang diperkirakan sudah lahir di Indonesia setidaknya pada zaman pemerintahan Prabu Airlangga, raja Kahuripan 976 -1012, yakni ketika kerajaan di Jawa Timur itu sedang makmur-makmur-nya. Karya sastra yang menjadi bahan cerita wayang sudah ditulis oleh para pujangga Indonesia, sejak abad X. Antara lain, naskah sastra Kitab Ramayana Kakawin berbahasa Jawa Kuna ditulis pada masa pemerintahan raja Dyah Balitung 989-910, yang merupakan gubahan dari Kitab Ramayana karangan pujangga India, Walmiki. Selanjutnya, para pujangga Jawa tidak lagi hanya menerjemahkan Ramayana dan Mahabarata ke bahasa Jawa Kuna, tetapi menggubahnya dan menceritakan kembali dengan memasukkan falsafah Jawa kedalamnya. Contohnya, karya Empu Kanwa Arjunawiwaha Kakawin, yang merupakan gubahan yang berinduk pada Kitab Mahabarata. Gubahan lain yang lebih nyata bedanya dengan cerita asli versi In-dia, adalah Baratayuda Kakawin karya Empu Sedah dan Empu Panuluh. Karya agung ini dikerjakan pada masa pemerintahan Prabu Jayabaya, raja Kediri 1130 11160. Wayang sebagai suatu pergelaran dan tontonan pun sudah dimulai ada sejak zaman pemerintahan raja Airlangga. Beberapa prasasti yang dibuat pada masa itu antara lain sudah menyebutkan kata-kata “mawayang” dan aringgit’ yang maksudnya adalah pertunjukan wayang. Mengenai saat kelahiran budaya wayang, Ir. Sri Mulyono dalam bukunya Simbolisme dan Mistikisme dalam Wayang 1979, memperkirakan wayang sudah ada sejak zaman neolithikum, yakni kira-kira tahun sebelum Masehi. Pendapatnya itu didasarkan atas tulisan Robert von Heine-Geldern Ph. D, Prehistoric Research in the Netherland Indie 1945 dan tulisan Prof. K. Hidding di Ensiklopedia Indonesia halaman 987. Kata wayang’ diduga berasal dari kata wewayangan’, yang artinya bayangan. Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit yang menggunakan kelir, secarik kain, sebagai pembatas antara dalang yang memainkan wayang, dan penonton di balik kelir itu. Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir. Pada masa itu pergelaran wayang hanya diiringi oleh seperangkat gamelan sederhana yang terdiri atas saron, todung sejenis seruling, dan kemanak. Jenis gamelan lain dan pesinden pada masa itu diduga belum ada. Untuk lebih menjawakan budaya wayang, sejak awal zaman Kerajaan Majapahit diperkenalkan cerita wayang lain yang tidak berinduk pada Kitab Ramayana dan Mahabarata. Sejak saat itulah cerita-cerita Panji; yakni cerita tentang leluhur raja-raja Majapahit, mulai diperkenalkan sebagai salah satu bentuk wayang yang lain. Cerita Panji ini kemudian lebih banyak digunakan untuk pertunjukan Wayang Beber. Tradisi menjawakan cerita wayang juga diteruskan oleh beberapa ulama Islam, di antaranya oleh para Wali Sanga. Mereka mulai mewayangkan kisah para raja Majapahit, di antaranya cerita Damarwulan. Masuknya agama Islam ke Indonesia sejak abad ke-15 juga memberi pengaruh besar pada budaya wayang, terutama pada konsep religi dari falsafah wayang itu. Pada awal abad ke-15, yakni zaman Kerajaan Demak, mulai digunakan lampu minyak berbentuk khusus yang disebut blencong pada pergelaran Wayang Kulit. Sejak zaman Kartasura, penggubahan cerita wayang yang berinduk pada Ramayana dan Mahabarata makin jauh dari aslinya. Sejak zaman itulah masyarakat penggemar wayang mengenal silsilah tokoh wayang, termasuk tokoh dewanya, yang berawal dari Nabi Adam. Sisilah itu terus berlanjut hingga sampai pada raja-raja di Pulau Jawa. Dan selanjurnya, mulai dikenal pula adanya cerita wayang pakem, yang sesuai standar cerita, dan cerita wayang carangan yang diluar garis standar. Selain itu masih ada lagi yang disebut lakon sempalan, yang sudah terlalu jauh keluar dari cerita pakem. Memang, karena begitu kuatnya seni wayang berakar dalam budaya bangsa Indonesia, sehingga terjadilah beberapa kerancuan antara cerita wayang, legenda, dan sejarah. Jika orang India beranggapan bahwa kisah Mahabarata serta Ramayana benar-benar terjadi di negerinya, orang Jawa pun menganggap kisah pewayangan benar-benar pernah terjadi di Pulau Jawa. Jenis-Jenis Wayang Berikut ini terdapat beberapa jenis jenis wayang, yakni sebagai berikut Wayang Kulit Wayang Kulit ialah salah satu kesenian tradisi yang berkembang di kalangan masyarakat Jawa. Lebih dari hanay pementasan, wayang kulit dahulu diperankan menjadi alat untuk meditasi mengarah roh kebatinan para dewa. Wayang Bambu Kesenian ini diciptakan dan ditumbuhkan oleh Ki Drajat yang serentak pencerita dan penciptanya. Wayang bambu tersebut diciptakan dari bambu, lebih akuratnya dari ranting bambu bagian dalam. Wayang Golek Wayang golek ialah suatu seni tradisional asal daerah Sunda pementasan wayang yang tercipta dari boneka kayu, yang tekemuka sangat terkenal di kawasan Tanah Pasundan. Kawasan tranmisinya terhampar luas dari Cirebon di sebelah timur hingga kawasan Banten di sebelah barat, bahkan di daerah Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat kadang kala juga dipentaskan pementasan wayang golek. Wayang Orang Wayang orang ialah wayang yang diperankan dengan memakai orang menjadi aktor dalam alkisah wayang tersebut. Fungsi Wayang Wayang sebagai penggambaran alam pikiran Orang yang dualistik. Ada dua hal, pihak atau kelompok yang saling bertentangan, baik dan buruk, lahir dan batin, serta halus dan kasar. Keduanya bersatu dalam diri manusia untuk mendapat keseimbangan. Wayang juga menjadi sarana pengendalian sosial, misalnya dengan kritik sosial yang disampaikan lewat humor. Fungsi lain adalah sebagai sarana pengukuhan status sosial, karena yang bisa menanggap wayang adalah orang terpandang, dan mampu menyediakan biaya besar. Wayang juga menanamkan solidaritas sosial, sarana hiburan, dan pendidikan. Isi Kandungan Dalam Wayang Berikut ini terdapat beberapa isi kandungan dalam wayang, yakni sebagai berikut 1. Wayang Berupa “Momot Kamot” Wayang ialah alat pementasan yang dapat berisi semua bentuk kehidupan manusia momot kamot. Gagasan manusia, baik terikat dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum serta pertahanan ketenteraman bisa tercantum di dalam wayang. 2. Wayang Berisi Tatanan, Tuntunan, dan Tontonan Di dalam wayang berisi tatanan, yakni suatu asas yang berisi tata susila. Asas tersebut dipahami dan dijadikan petunjuk bagi para seniman pencerita. Di dalam pementasa wayang berisi tata cara main dan alur pencerita dan macam mana melakonkan wayang, secara bebuyutan dan mentradisi, lama kelamaan menjadi objek yang dipahami sebagai petunjuk. 3. Wayang Sebagai Teater Total Pementasan wayang dapat dilihat sebagai pementasan teater total, maksudnya menyediakan bentuk-bentuk seni secara total. Dialog antar aktor, mimik narasi, kebatinan, kombangan ialah faktor-faktor penting dalam dramatisasi. Ragam Wayang Secara umum orang menganggap cerita wayang identik dengan cerita Ramayana atau Mahabarata dan cerita-cerita yang berinduk pada kedua cerita itu Namun, sebenarnya, masih ada cerita-cerita dari sumber lain yang juga dipergelarkan dalam bentuk seni wayang. Di antara cerita wayang yang menonjol selain Ramayana dan Mahabarata, adalah cerita Panji, cerita Menak, dan juga cerita yang bersumber pada babad. Cerita Panji walaupun sudah ada sejak zaman Demak, baru mulai dikenal luas sejak zaman pemerintahan Paku Buwana IV 1788-1820. Wayang yang kemudian diciptakan untuk mempergelarkan cerita Panji itu sering disebut Wayang Gedog. Tokoh peraga Wayang Gedog tidak ada yang memakai gelung capit urang seperti Arjuna, Bima, tetapi semua rambutnya diurai di punggung. Latar belakang cerita Panji adalah zaman Jenggala, Kediri dan Ngurawan. Cerita Menak berdasarkan Serat Menak yang bersumber dari Kitab Qissai Emr Hamza dari kesusasteraan Persia pada zaman pemerintahan Sultan Harun Al Rasyid 766 – 809. Di daerah Melayu Riau, kitab itu diteijemahkan dan diberi judul Hikayat Amir Hamzah. Pada Serat Menak, beberapa bagian dari cerita itu pun mengalami penyesuaian dengan alam Indonesia, terutama nama dan gelar tokoh-tokohnya. Misalnya, tokoh cerita yang aslinya bernama Badi’ul Zaman, diubah menjadi Imam Suwangsa; Unekir menjadi Dewi Adaninggar. Pengubahan nama-nama tokoh ini terutama dimaksudkan untuk penyusaian pada pengucapan lidah orang Jawa dan juga kenyamanan telinga yang mendengarnya. Cerita Babad yang diambil sebagai sumber cerita wayang antara lain adalah Babad Demak, Babad Pajang, hingga Babad Mataram. Dari sumber cerita babad itu terciptalah jenis-jenis wayang baru, antara lain Wayang Kuluk, Wayang Dupara, Wayang Jawa, dll. Namun jenis-jenis wayang, yang disponsori pihak keraton, itu akhirnya tidak dapat memasyarakat. Selain merupakan bentuk pergelaran dan tontonan, sejak dulu wayang juga digemari sebagai suatu karya sastra. Pada zaman Kerajaan Kahuripan, Jenggala, Kediri, dan Majapahit, karya sastra wayang masih terbatas penggemarnya di lingkungan kerabat keraton. Namun, sejak zaman Kerajaan Demak, sastra wayang mulai diperkenalkan pada masyarakat luas di luar tembok keraton. Sesuai dengan jiwa kerakyatan yang dimiliki oleh para wali terutama Sunan Kalijaga, sastra wayang pun sedikit demi sedikit dikenal rakyat. Hal ini sejalan dengan usaha para wali, terutama Sunan Kalijaga yang menggunakan media wayang sebagai sarana dakwah agama Islam. Sastra wayang yang terkenal dari zaman ke zaman antara lain adalah Yang berinduk pada Kitab Mahabarata dan Ramayana, masing-masing karya sastra Wiyasa dan Walmiki, pujangga India, adalah kitab induk cerita wayang. Dari kedua kitab itulah kemudian digubah puluhan karya sastra lainnya oleh para pujangga Indonesia. Ramayana Jawa Kuna adalah salah satu gubahan tertua yang diketahui cerita wayang yang berujud karya sastra. Pengarangnya, menurut Kitab Saridin adalah Empu Pujwa, ditulis di zaman Kerajaan Mamenang Kediri Namun, menurut kitab-kitab di Bali, pengarang buku itu adalah Empu Yogiswara, ditulis tahun 1016 Saka, atau 1094 Masehi. Jadi, menurut sumber Bali ini, gubahan itu dikerjakan beratus tahun sebelum zaman Kediri. Cerita gubahan tua lainnya adalah Mahabarata Jawa Kawi yang ditulis pada zaman pemerintahan Prabu Dharmawangsa Teguh, Kahuripan, tahun 991 -1016. Penulisnya tidak diketahui. Empu Prapanca, pada awal abad ke-14 menulis Kunjarakarna Kakawin. Sedangkan Arjuna Wiwaha Jawa Kuna ditulis oleh Empu Kanwa di zaman pemerintahan Prabu Airlangga. Karya sastra lainnya antara lain adalah Kresnayana Kakawin karangan Empu Triguna, Baratayuda karangan Empu Sedah dan Empu Panuluh, Gatotkacasraya karya Empu Panuluh, dan Hariwangsa yang juga karangan Empu Panuluh. Perkembangan Wayang Seperti juga cabang seni lainnya, seni wayang pun selalu berkembang dari tahun ke tahun, sesuai tuntutan zaman, dan sesuai pula dengan perkembangan apresiasi masyarakat terhadap seni wayang. Bentuk peraga tokoh wayang untuk cerita Mahabarata dan Ramayana, berkembang dari bentuk tokoh cerita Ramayana dan Mahabarta pada relief beberapa candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada awalnya, bentuk tokoh-tokoh wayang itu masih agak realistik. Sesuai dengan perkembangan tingkat apresiasi seni masyarakat, seniman wayang dari waktu ke waktu berhasil menyempurnakan seni kriya wayang yang mencapai puncaknya pada awal abad ke-20 ini. Pengubahan bentuk tokoh peraga wayang dalam seni kriya Wayang Kulit Purwa, yang mencolok adalah penggambaran Gatotkaca yang dulu berupa raksasa, menjadi ksatria gagah yang mirip dengan Bima. Pengubahan ini terjadi pada masa pemberintahan Sunan Amangkurat III. Wayang Masa Kini Di antara jenis-jenis wayang yang ada di Indonesia, yang paling memasyarakat pada zaman Indonesia Merdeka adalah Wayang Kulit Purwa dan Wayang Orang. Di daerah mana pun di Indonesia ini, pergelaran Wayang Kulit Purwa selalu mendapat pengunjung yang melimpah. Selain itu, penjualan kaset Wayang Kulit Purwa yang dibawakan oleh dalang-dalang terkenal, tergolong kaset yang laris. Rata-rata sebuah lakon Wayang Kulit Purwa lengkap dapat direkam dalam enam sampai delapan pita kaset. Dengan beredarnya pita-pita kaset Wayang Kulit Purwa, maka makin sering orang mendengarkan lakon-lakon wayang. Apalagi sejak tahun 1970-an makin banyak radio swasta niaga yang membuat acara siaran tetap Wayang Kulit semalam suntuk pada hari-hari tertentu setiap minggunya. Wayang di Mata Orang Barat Sebagai salah satu produk budaya, dan kebudayaan itu bersifat universal, seni wayang bukan hanya menarik dan diminati oleh bangsa Indonesia, juga oleh bangsa asing. Cukup banyak peneliti bangsa Barat, terutama Belanda, yang menulis buku mengenai wayang dan dunia pewayangan. Namun, sebagian buku yang ditulis orang Barat, umumnya membahas seni wayang dari segi eksoterinya saja, hanya berdasarkan pengamatan seni wayang dari “luar” atau lahiriahnya. Banyak orang, terutama bangsa Barat, menginterpretasikan sebuah pertunjukan Wayang Kulit sebagai shadow play, atau schduwenspel permainan bayang-bayang. Interpretasi demikian bertolak dari penglihatan indera mata adanya sebuah layar kelir yang permukaannya diterangi sebuah blencong, dan dengan demikian timbul bayang-bayang hitam bilamana di depan kelir itu dimainkan boneka wayang sudah barang tentu yang terlihat di balik kelir. Anggapan demikian terlalu naif, dangkal. Wayang di Negara Lain Karena pergaulan antar bangsa sejak berabad-abad lalu, budaya wayang sudah pula dikenal dan menyebar ke luar Indonesia. Beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Kamboja, dan Thailand juga sudah memiliki budaya wayang. Bahkan Cina dan India pun, meskipun dalam format kecil, punya budaya wayang. Bentuk peraga tokoh-tokoh wayang di berbagai negara itu beda dengan wayang yang dikenal di Indonesia. Kegandrungan masyarakat di negara-negara itu juga tidak sebesar di Indonesia. Wayang Cina Cina kaya akan seni pertunjukan wayang yang sampai sekarang masih hidup di tengah-tengah masyarakatnya. Asal mula Wayang Cina pada mulanya merupakan bagian upacara kematian, kemudian baru pada dinasti Han 23-330 M pertunjukkan wayang menjadi suatu bentuk tontonan hiburan. Wayang India Wayang Malabar adalah nama salah satu wayang di India yang teknis pertunjukannya dengan permainan bayang-buyang. seperti juga wayang kulit purwa Indonesia. Di India wayang dengan teknis bayang-bayang berkembang di berbagai daerah yakni di bagian selatan, di timur kerala, di Karnatak, di Andra Pradesh dan di Orissa. Menurut gaya dan jenisnya terdapat empat gaya yang bentuk dan fungsinya berbeda-beda yakni Waxang Malabar, Wayang Orissa, Wayang Kartanak dan Wayang Andra Pradesh. Manfaat Wayang Berikut ini adalah manfaat wayang yaitu 1. Pendidikan Budi Pekerti Anak Wayang dapat dijadikan sarana pendidikan budi pekerti luhur yang efektif bagi anak-anak. Dalam pementasan wayang terdapat bentuk-bentuk ajaran moral yang lengkap dan kemudian dibakukan dalam bentuk sanepa, piwulang, dan pituduh bagi kehidupan manusia untuk mencapai kehidupan dalam suasana kedamaian. Dengan demikian, wayang merupakan cerminan falsafah hidup orang Jawa atau dengan kata lain wayang merupakan ungkapan filsafat Jawa. Pesan-pesan moral dalam masyarakat Jawa yang disampaikan lewat media seni wayang dapat berupa ungkapan-ungkapan tradisional yang mengandung makna pendidikan moral yang sering disebut sebagai adiluhung. Ungkapan tradisional seperti sing becik ketitik sing ala ketara yang baik kelihatan yang jelek kentara, titenana wong cidra mangsa langgenga perhatikan orang curang takkan abadi dan sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti keberanian, kekuatan, dan kejayaan dunia hancur oleh kebaikan menunjukkan bahwa eksistensi dan esensi moralitas dijunjung tinggi dalam budaya Jawa. Kebanyakan agama yang universal juga mengajarkan sikap hormat terhadap kehidupan manusia. Kata tumbuh bermula dari sesuatu yang telah ada dan menjadi milik kita. Sesuatu yang menjadi milik manusia tersebut berupa harta kultural yang telah dimiliki oleh manusia tersebut sejak lahir. Harta tersebut diperoleh dari pendidikan dalam keluarga, lingkungan dan masyarakat. Minat adalah keadaan seseorang terhadap suatu hal. Dalam hal ini minat anak kepada sesuatu, sementara apakah anak tersebut berbakat atau mempunyai talenta tertentu terhadap sesuatu. Sesuatu yang dimaksudkan adalah harta kultural tersebut. Apabila bakat dan minat tersebut digabungkan kemudian dibantu dengan dorongan dari orang tua maka ia akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan kehidupan si anak tersebut. Hal itu akan menjadikan anak tersebut mempunyai kemampuan tambahan atau kemampuan khusus di bidang selain pendidikan formalnya. Demikian Penjelasan Materi Tentang Wayang Adalah Pengertian, Pengertian Menurut Para Ahli, Asal-Usul, Jenis, Fungsi, Isi, Ragam, Perkembangan dan Manfaat Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi. J4Ki.
  • f5cgw1ne5z.pages.dev/186
  • f5cgw1ne5z.pages.dev/216
  • f5cgw1ne5z.pages.dev/85
  • f5cgw1ne5z.pages.dev/295
  • f5cgw1ne5z.pages.dev/175
  • f5cgw1ne5z.pages.dev/233
  • f5cgw1ne5z.pages.dev/201
  • f5cgw1ne5z.pages.dev/77
  • f5cgw1ne5z.pages.dev/104
  • wayang yang belum diwarnai disebut